Senin, 15 Februari 2016

Testing Post

hadew...beginilah kalau medikalisasi semakin meraja...dan beginilah jadinya kalau ibu hamil tidak tahu bahkan tidak mau memberdayakan diri. Manut-manut saja sama perintah dokter. Bagi mereka dokter adalah DEWA atau TUHAN di bumi yang setiap kata-katanya adalah SABDA yang harus di ikuti dan pasti benar.
Kasus barusan begini: seorang ibu hamil 5 minggu, ini adalah kehamilan yang sangat di harapkan dan dinantikan, namun suatu hari dia kon mendapati ada flek di celananya. Panik...stres...dan cemas...takut jika keguguran...sore itu juga serta merta pergi ke SPOG. Dan sama SPOG nya langsung di beri obat penguat kandungan cygest 400 & duphaston harus diminum 3 bulan terus menerus dengan alasan si ibu kekurangan hormon sehingga janinnya tidak kuat sehingga harus di beri penguat...
Padahal kalau di logika darimana si dokter tahu kalau si ibu itu kekurangan hormon? Kalau hanya pemeriksaan by USG? Apakah hormon bisa dilihat by USG? Mustahil...
Dan hormon apa yang kurang karena ibu hamil malah produksi estrogen dan progesteron meningkat...lalu bukankah harusnya pemeriksaan hormonal itu di tentukan dari pemeriksaan darah dan kelenjar –kelenjar tubuh dan ini hanya bisa di periksa oleh satu RS saja di Indonesia dan inipun harganya sangat mahal sekali 1 hormon kortisol saja bisa 1,5 juta biaya analisanya.
Dan padahal flek di awal kehamilan itu biasa..mungkin itu adalah fase embrio yang sedang berimplantasi. Andai si ibu tahu fase-fase pertumbuhan janin tentunya dia tidak akan serta merta menerima dan mengkonsumsi obat dari dokter. Udah gitu perdarahan bisa dipicu dari stres psikologis. Semakin stres semakin perdarahan. Apalagi jika di dokter sitakut-takutin tentu pasien akan semakin stres bisa-bisa tiap kali ke kamar mandi dia melihat celana dalamnya dan memeriksa apakah ada flek atau tidak. Dan ini adalah tanda distres.bukankah ini justru akan memperparah gangguan?
Dan banyak ibu yang tidak mengetahui efek samping obat penguat.
Obat penguat akan membuat dan merangsang penanaman plasenta semakin jauh kedalam lapisan otot rahim bsa jadi penanaman plasentanya melekat sampai miometrium (lapisan tengah) atau bahkan perimetrium (lapisan paling luar dari rahim) yang akibatnya setelah bayi lahir nanti plasenta tidak bisa kunjung lahir karena adanya perlengketan plasenta akibat tertanam lebih jauh dari yang seharusnya. Otomatis ini justru awal dari masalah baru. Mulai dari perlengketan plasenta sehingga harus di lakukan manual plasenta (pengambilan plasenta dengan cara manual) atau bahkan histerektomi (pengangkatan rahim, akibat dari perlengketan plasenta sampai menembus perimetrium)
Satu hal yang membikin saya prihatin adalah.
Masih banyak dan sangat banyak dokter dan bidan yang masih mengobati pasien dengan hanya mengobati atau mengatasi keluhan dan gejalanya saja. Ibarat ada kebakaran yang diilangin asapnya saja bukan apinya.
Contohnya tidak cuman seperti cerita yang saya tulis barusan.
-    Seorang ibu menderita mual muntah berlebihan datang ke bidan hanya di kasih Mediamer atau vitamin B6. Jarang sekali di eksplore mengapa bisa seperti itu dilihat dari kacamata psikologisnya. Padahal sebenarnya si ibu itu mungkin sedang bermasalah dengan suami, mertua atau orang lain, karena hamil maka gejalanya semakin parah. Eh gak di cari akar masalahnya tapi gejalanya saja yang di obatin. Apakah itu akan menyelesaikan masalah? Dan ironisnya si ibu atau pasien ini ya manut manut saja sama si bidan. Dan masih banyak agi cerita yang lain. Seng sebenarnya serupa walaupun tak sama kasusnya.
Semoga di group ini para member lebih cerdas. Mau memberdayakan diri. Pengetahuan itu Kunci bunda..jangan pernah bosan belajar jangan pernah bosan membaca. Demi generasi lebih baik.
Salam hangat
Yesie


Tidak ada komentar:

Posting Komentar